Chalinop's Poem -"Every single poem on this blog is there for a reason"

Kamis, 28 Juli 2011

"Pada Suatu Ketika"

Suara
Suara apa itu
Menyusup tak terdengar

Rupa,
Rupa siapa itu
Menjatuhkan senyum terurai

Mendekati tubuh jendela
Meniup angin membuka tirai
Menyapa tanpa vokal, apalagi aksara
Merebut perhatian perempuan di balik kaca

Menundukan kepala
Meletakan Tangan kanan di dada
Mengajak melayang di udara
Di kala senja memancarkan oranye

Perempuan bagai
Tersembur mantra,
Terbukalah pintu,
Terkecuplah tangan halus
Terbawalah berjalan di angkasa

Pangeran Jubah biru
Berucap, "Ijinkanlah Aku memecahkan kesunyian di atma-mu".
Perempuan tak menjawab, namun hati mempersilahkannya.

Pada suatu ketika...
Sebenih asing mengembang jadi buah cinta
Pada suatu ketika...
Kumpulan bertumpuk rasa membuana
Pada suatu ketika...
Pangeran dan perempuan beradu raga-berkelana dalam kelambu sutra
Pada suatu ketika...
Tersadar Sang Pangeran hanyalah Ghoib

Dan Pada suatu ketika,
Tercetus,"Asmara harus diputuskan antara dua makhluk berbeda semesta".

Pangeran dan Perempuan
Berlari dan bersembunyi di balik gagahnya Sang Merapi
Mereka menangis. Rangka-rangka tubuh mereka tercerai-berai.
Resah akan hanya menjadi butir-butir material.
Sakit. Ber-asma sesak. Membatuk. Menggelinjang perih.
Ya, Merapi mengingkari ikrar-terdesak amarah Penguasa.

Buat apa ada cinta, bila hanya membawa keretakkan...
Satu di tubuh Yin. Satu di tubuh Yan.
Satu yang mengandung kebatilan.
Satu yang mengandung Kebajikan.
Satu tak hanya satu tapi sedunia.

Dan Pada suatu ketika,
Tak menyangka,
Perpaduan cinta mereka,
Terlahir Sang bocah,
Bayi yang terisi gabungan hitam dan putih.
Hitam bisa berubah putih.
Putih bisa menjadi apa saja.

Ada suatu awal dan ada suatu akhir.
Begitu pula CINTA.
Waktu berkejaran dan terhempas.
Mereka pun akhirnya pelan-pelan pikun.
Merapilah tempat tumpahan perjalanan roh Pangeran dan Perempuan.
Dari cinta, bermula manis, berguncang di tengah, lalu cinta itu terlepas.
Dan diakhiri oleh CiNTA juga.

Pangeran dan Perempuan menebar cinta di ladang merapi.
Ada kegersangan. Ada kesuburan. Ada bermacam-macam rasa dan perbuatan.
Salahkah Merapi membuangnya pada suatu ketika?
Toh segalanya tetap berakhir CINTA.
Yin ada karena Yan dan Yan kuasa menghapus YIn.
Datang dan kembali, begitu saja.
Pencipta tak rela mereka disatukan.
Waktu dibiarkan berakar menjalar,
Agar mereka mendapatkan CINTA terbaiknya.

Ya, Pada suatu ketika..
Cinta muncul,
Kemudian menghamili kehidupan,
Cinta pergi,
Menyisakan Bayi bernama "Cinta" yang akan tumbuh "dewasa"...

Terinspirasi judul Lagu "Pada suatu ketika" Sujiwo Tedjo

2 komentar:

  1. keren blognya mbak calinopita :))

    BalasHapus
  2. tengkyu, tapi sayang puisi2nya tak sekeren blog-nya..ahaha..gpp yg penting udah usaha.ya ngak?

    BalasHapus