Chalinop's Poem -"Every single poem on this blog is there for a reason"

Rabu, 31 Maret 2010

Balada Seorang Pengamen

Di Sudut kota.
Di kamar kecil yang sederhana.
Dimilki seorang pengamen yang bernama Pepeng.

” Sibuk tanganku membunuh nyamuk-nyamuk yang menyeraang,
Malam ini bagai siksa, problema mulai merasuki benak pikiran,
Di sertai hawa panas yang membuat raga semakin resah
Serasa waktu berjalan panjang membuka kehadiran pagi.”

Sang surya, akhirnya tiba di ufuknya.

       ” OH, Mentari pagi, seakan dia tersenyum dengan cakrawala yang luas.
      Berjalan di antara bangunan pencakar langit yang menjulang tinggi.
      Di ramaikan oleh aneka status sosial dengan satu tujuan yang sama.
     Di jejali dengan dinamika hidup penuh ruang kumpulan nada.”

” Tanah abang, Tanah abang-KOta. Ayo mas, cepet-cepet.” Langsung aku langkahkan kakiku masuki bus itu. “ “ Yah, Tarik!”. Aow, lihat betapa semangatnya itu kondektur. Aku jadi senyum sendiri.
“ Selamat pagi ibu-ibu, bapak-bapak,kakak-kakak dan adik-adik, saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk menghantarkan anda semua ke tempat tujuan. Semoga lagu ini bisa menghibur anda dan menjadikan hari ini hari yang terbaik buat anda semua.”
Dan ku mulai menjentikan jari-jariku untuk menyampaikan lagu ciptaanku.
         “ Biarkan aku menari. Memandangi wajahmu.
           Biarkan aku di sini. Menatapmu dari jauh.
           Kau gadis pujaanku. Berdansalah bersamaku.
           Tapi aku tak tau bagaimana caranya.
           Kau biarkan aku, hanya tetap di sini.
           Mendekatlah padaku, biar ku tahu namamu.
           Biar ku tahu, darimana datangnya kau.
          Biar ku tahu, mampu tidaknya aku di sampingmu.
          Ah, biarkan saja aku menari, di sini.”
Sepertinya mereka menikmatinya karena semuanya tersenyum, tidak ada muka kecut. Hampir semuanya memberikan uang receh. Alhamdulillah. Sebodoh amatlah mereka suka atau tidak, tapi teman-temanku bilang suaraku bagus loh dan lagu-laguku lumayan enak. Dasar narsis!! Tak apalah, yang penting maju terus pantang mundur. Hidup Sumpah Pemuda!! Apa sih aku ini. Hehehe.
   --------------------------------------------------------------------------------------------------------
“ SStt, diem dunk luh Fat. Denger tuh si Pepeng lagi ngarang lagu lagi tuh.” Anwar berusaha melebarkan telinganya seakan dia tak mau kehilangan kesempatan itu untuk mendengar not-not lagu dari seorang Pepeng.
“ Gila ya tuh orang, kerjaannya bikin lagu mulu. Enak-enak sih, tapi kapan rekamanya ya , war? Kapan nyampenya yeh tuh anak di atas, asal jangan jadi frustasi aje.”
“ Kalau frustasi jadi masuk tipi lah kan abis loncat dari lantai 5 di Mal” sambung Anwar.
“ Hahahahahhaahahah.” Mereka tertawa. Tiba-tiba mereka tercengang mendengar lagu Pepeng.
Pepeng asik meresapi karyanya.
         “ Ku ingin belaian lembutmu, selembut wajahmu yang beningkan hati.
           Tentramkan jiwa di diriku, kau letakan satu tangan sucimu di dadaku.
           Kau tatap diriku lekat, dendangkan nada-nada terindah di telingaku.
           Kau mendekap aku erat, membisikan bait-bait yang menggoyahkan.
           Ooo bidadariku. Turunlah. Biarku temukan dirimu kembali.
           Biarku damai. Bergoyang. Curahkan setiap pantunmu.
           Biar ku Menarikan jari-jariku pada sebuah gitar tuaku.
          Biar ku bisa membalas semua lirik-lirik nyanyian darimu.
          Ooo iramaku. Getarkan dunia agar dia bisa mendengar-
          Sebuah laguku teruntuk dia.”
Pepeng meneteskan air matanya. Aku rindu dirimu, bunda. Dimanakah kau menapakan kakimu sekarang ini. Lirihku dalam hati.
“ Woi-woi jangan nangis dunk,Peng. Itu lagu bukan buat sinetron, kan? Hehehe. Ngggak nyangka model kayag elu gini bisa buat lagu kayag gitu. Keren luh ,Peng.” Si Fatah juga ngak mau ketinggalan ngeluarin komentarnya.
“Wuihh!!!, kalau kayag gini caranya mah ST 12 aja lewat! Kerenan punya luh , Sob! Tapi sebelum ngetop, jangan lupa ganti nama, ya Peng.” Itu kalo jadi ngetop. Hehehhe.
“Makasih. Biar seribu lagu gw ciptaiin tapi kalo gak ada producer yang dengerin, ya tetep aja kita jadi kere. Itu Cuma mimpi!” aku menarik napas dalam.
       ---------------------------------------------------------------------------------------------------
Enam bulan kemudian,
“KU bebaskan suaraku mengelegar di penjuru ruangan megah ini.
Ku larutkan mereka terhipnotis terpukau akan aksi panggung ini.
Ku lantunkan Satu karya anak bangsa dari masa silam,
    “Di dalam keramaian…
     aku masih merasa sepi…
     sendiri, memikirkan kamu…”
Ku kejutkan jiwa mereka bertepuk riuh hingga kedua kaki ini bergetar.
Ku persembahkan aku sepenuhnya malam ini, agar dia mendengarkan aku.”
Oh, aku tak pernah menyangka akan sampai di sini, seberapa keperihan menghancurkan hati , seberapa seringnya kepedihan aku alami, semuanya itu terbayar sudah. Tangisan keharuanku pun tak mampu menandingi kebahagiaanku saat ini. Walau masih ada sisa yang belum menyempurnakannya, tapi aku sadar sekali bahwa Hidup tak ada yang bisa sempurna. Paling tidak mimpi kecilku tercapai, walau mimpiku yang lainnya belum tercapai, ku kan tetap memperjuangkannya dan mimpi itu yang membuatku bertahan. Ya, berjuang bertemu sang Bunda. I Love You, Bunda.


Sunday, March 28, 2010
Inspired by Indonesian Idol Show 2010.
( Tulisannya biasa aje yee?! Biar deh, yang penting udeh usahe…xixixix)

Selasa, 16 Maret 2010

Lirikku

..Biarkan aku menari..memandangmu di sana..Biarkan aku bersembunyi,,biar ku puas melihat sosokmu..Pujaan hatiku..Buat duniaku jadi Hidup..Apalah dayaku, Ku tak dapat menyentuhmu..(to be countinue)

Jumat, 12 Maret 2010

Suamiku..(II )

Di kisah Awal...
Melhat dirimu tersenyum lebar, Relung ini begitu sejuk.
Kesegaran angin Himalaya menerpa wajah, Seakan ku berdiri di atas puncaknya.
Hangat dekapanmu menyerentak tubuhku mengisi hari-hari bersama dirimu,
Usap belaianmu membawa kecupan untuk ku malam ini hingga lelah tertidir.

Kau bisikan kata cinta, dimana aku sungguh mati ingin mendengarnya.
Berdiri di sampingku di saat aku cerca-merca menghadapi problema kita.
Melamar aku di kala cinta tlah tumbuh dewasa dan bahagia merasuki kita.
Menghapuskan air mataku di malam hari dengan butiran doa dan harapan darimu.

jalan yang kita tapak memang penuh pecahan kerikil dan badai yang tak menentu.
Pertikain demi pertikaian, Kita giat mengarungi aral bahtera ini.
Terkadang aku bosan, Bahkan ada terlampaui bosan. Kau pun tak berbeda.
Terbesit di benak pikiran, antara aku atau kau, Tak seperti yang di inginkan.

Di awali dari getara-getaran asing. Degup detak jantung yang bergelombang.
Kemudian, menikmati indahnya cinta. Oh, Asmara, kau bagaikan Pangeranku,
Aku bagaikan bidadarimu. Lalu memadukan bauran ini menjadi sakral.
Kini, Kau berada jauh di seberang. Kau bukan suamiku lagi...
Akhirnya, cinta saja tak cukup. Tidak hanya satu bulatan cinta, tapi berjuta-juta untaian cinta.
Dan Kita yang wajib mengkreasikan bentuk cinta itu menjadi perpaduan yang apik dan menjadi Anugerah yang lengkap...

..Secuil Kisah Hidup

Pagi akan tetap menjalankan pagi.
Siang miliki pertanyaan sekaligus jawaban akan siang,
Malam dikelilingi bintang dan penuh mimpi untuk menghabiskan malam,
Waktu terus bergulir hingga tanpa sadar kita tlah menjadi tua karena waktu...

Masa depan. Mungkinlah Bunga mekar merekah atau Tinggalah layu,
Suatu mimpi miliki kekuatan bisa dimana tak kan lah terbelah,
Berjuta harapan akan dihadapakan lah pada setiap membuka pertandingan,
Hasrat tidaklah di tinggal sendiri. Adakah selalu di iringi kaki-kaki ajaib?...

Satu halaman ini bisa saja menggambarkan seorang aku,
Atau menganggap khalayan lain untuk kehadiran kamuflase,
Atau penulis amatir yang sedang berlatih menghias kata-kata,
Siapa pun di ijinkan bertutur. Semua ucapan justru menguatkan tetap berjalan lurus,...

Semua terungkap lalu di beberkan atau juga di tutup rapat,
Satu hari haruslah Terbaik karena dijalankan terisitmewa,
Mereka bisa lah sama dengan ku, aku bisa lah berbeda dengan mereka,
Buah karya mu, Buah karya ku. jangan membantahnya tuk selalu berdampingan,..

Setiap manusia memiliki kisahnya tanpa tahu akhir dari ceritanya,
Gulingkan terus musuh-musuh yang menghadangmu,
Taburkan benih kemenangan tuk memupuk tabungan mu,
Rasakan sensasional panah asmara menembus jantung hati mu,
Goyangkan dasyat dunia mu agar hidup semakin berwarna bagimu,
Di puncak mu, kebahagian meluaskan batin tanpa bisa diucapkan ketiada taraanya....

Lelaki Murahan

Aku menawarnya dengan 10 keping emas
Linda menambah penawaran jadi 12 keping emas
Mary membulatkannya menjadi 15 keping emas
Aku menaikan dengan angka tertinggi, Yaitu 25
Akhirnya akulah yang berhak mendapatkannya…
Dari suatu perkumpulan wanita pesohor yang mengjagal-
harga diri seorang pemuda berwajah rupawan
Kami rela menghaburkan setumpuk kepingan emas
Sosoknya pun bak kegirangan menjilat pundi-pundi kami…
Saat ini, Dia mikikku. Tak diragukan berada di ranjangku.
Dia membisikan kalimat cinta.
Menurutku itu picisan. Tapi bukan masalah, pastinya ia membuat sekujur tubuhku berdesir.
Terhanyut di dekapan hangatnya. Tergiur bibirnya yang menggemaskan.
Ternikmati liukan lidahnya menyambar lidahku.
Geloraku semakin meningkat, pelan demi pelan, hingga  ku terpulas tidur tersenyum.
hanyalah buaian semu. Aku tahu pasti. Dan raungan biologisku tercapai…
Muda belia. Seluruh dari fisiknya nyaris sempurna.
Siapa yang tak tergila-gila padanya, lelaki pun turut memujanya, sudah pasti mengejarnya.
Masa depannya terlihat terbentang luas. JIka ia tidak pintar, cobalah tuk pandai.
Bagiku, ia terlalu kotor melumuri semestinya seorang pria tercipta.
Entah ia gunakan otak yang sebelahmana atau sepelik apa situasinya.
Kedangkalannya menutupi hal itu, Ia kuasa memburu harta dan cinta murahan.
Dan ia sangat rela digadaikan…
Baginya, itu mungkin kisah yang menyulitkan.
menurutku itu kisah menyedihkan akan Tokoh bernama laki-laki

Senin, 08 Maret 2010

Makan Cintamu Segera..

Aku tahu, kau menjadi bengis akan cintamu,
Meskipun, kau masih berharap indah di akhirnya,
Dan berharap segera tuk memakan segala hatinya,
Ternyata bukan hanya harapan, tapi kau mewujudkannya,..
Tanpa dosamu, kau belah dadanya menyayatnya,
Sadis, Kau goncangkan dahulu jantungnya,
Kau ambil jantungnya sekaligus kau peras,
Kau minum air darah yang di teteskan dari sang jantung,
Bagai tenggorokan kering, kau habiskan tanpa sisa,…
Dari jantung kemudian hati,
Kau tarik hatinya, kau iris-iris, kau cincang,
Kau bumbuhi dengan kaca retakdan beling tajam,
Kau makan seakan kau lapar, tersangat lapar,…
Kini, kau terbebaskan dari penjara yang membelenggu,
Kau puas. Cukup satu perkumpulan jantung hati yang kau lahap….

Cinta Di Setiap Waktu

Rembulan Lantang memanggil nama ku
Duduk menemani gerak gairahku di malam
Menurunkan butir-butir inspirasi pada benak
Membimbing philosophy hidup pada jiwaku
Menghantarkan sebuah pagi…
Pagi yang di isi dengan mentari
Mengumbar api semangat, terutama tuk jiwa rapuhmu
Menghajarkan cinta hingga ia menelan darah hati kita
Membiarkan mereka mengcongkel jantung kita…
Tapi Siang tak menutup mata dari sinarnya
Malah semakin menggeliat dan menghadiahi keringat
Bersedia pula menghadirkan makhluk-makhluk indah
Membuat Asmara bergoyang kepayang…
Sore hari sungguhlah cantik bersama para kekasih
Tubuh ini mampu bergetar dasyat menerima sinyalnya
Cinta yang ku langsungkan jua buat sang malam
Cinta untuk anugerah pagi,
Cinta untuk bara panasnya siang,
Cinta untuk membuat para kekasih tersenyum,
Cinta yang terhadir untuk satu hari, dua hari, satu bulan, tiga taun, seabad,
hidup untuk kata Cinta, Cinta yang tak pernah pupus dari dunia ini…