Chalinop's Poem -"Every single poem on this blog is there for a reason"

Jumat, 05 Februari 2010

Tentang Secangkir Kopi

sebentar lagi menunjukan pukul 7 pagi, berarti Mbok Mina Harus bersiap membuat kopi buat majikannya. 
Kopi pun siap disuguhkan.Sang majikan , duduk di kursi sambil menyalakan remote TV. Dia pun melirik kopi disampingnya.

Dalam waktu setengah jam, program tv itu banyak menghadirkan berita.
Ada Bank Century yang gagal atau dirampok. Apalah istilahnya. Pemilik pundi pun berteriak. Rakyat pun ikut berteriakk.
Ada pembunuhan Nazrudin yang entah dimana episode akhir ceritanya.
Ada cuplikan sidang pansus yang meriah akan adu otot bibir.
Ada bunuh diri yang semakin hari semakin kerap jiwa-jiwa melakonkannya.
Ada psikopat-psikopat lahir dengan penganiaayaan tanpa kewarasan.
Ada isu-isu pesohor dunia liburan dengan berbagi lika liku kehidupannya.

Kopi secangkir tlah habis. Majikan pun berangkat ke kantornya. Di sana pun, Ia juga disediakan secangkir kopi. Ia meminumnya, walau hanya sedikit.

Di ruangan lain, para anak buah juga menelan minuman yang sama.
Langsung saja bara di jiwa dan di raga membakar kilat mereka.
Mereka mengusap setiap mimpi mereka agar mimpi itu menjadi berkilau.
Di luar tingginya gedung ini, ribuan manusia menjalankan adegannya.
Hampir semuanya memulai dengan secangkir kopi.

Si Anto menghibur dengan suaranya di angkutan bus kota
Para penumpang, ada yang terkantuk, ada yang memandang hampa.
Mereka memiliki satu tujuan yaitu menjaga nyawa tetap selamat di setiap harinya.
Sulaeman Sang pedagang asongan tak pernah lelah menawarkan barang jualannya.
Sebagian dari temannya tlah berjalan 10 tahun lamanya, sebagian baru menjadikan sebagai profesi baru.
Para Bapak polisi banyak berkeliaran di jalan. Dan hanya berkeliaran.!
Terdapat nafsu kan harta juga kekuasaan. Hanya segelintir jiwa yang jujur.
Para wartawan terbang cepat menangkap berita. Terkadang mengarang berita.
Semua berjalan semerawut, Tetap ada yang berjalan lurus penuh etika.
Semua berjalan mengikuti detik-detik untuk bertahan di dunianya.

Mentari tlah berada tinggi di teriknya dan ia semakin berada di puncaknya.
Semua melirik cangkir kopi mereka yang telah habis.
Ada yang enggan, Ada yang menginginkannya kembali.
Itu tidak masalah, tapi dengan secangkir kopi banyak menciptakan masalah, banyak pula yang menumpas bersih masalah dari segala debu.Dan peritiwa demi peristiwa banyak terluap dan terungkap jadinya...

Semua tiada yang sempurna, tapi disarankan tidak melewati garis pembatas.
Tiada yang boleh berlebih dan tiada yang boleh kekurangan, bahkan kehabisan.
Semua harus pandai menyikapi di saat episode berjalan, dimana terpampang takdir dan nasib untuk di pilih agar tidak tenggelam dalam kopi pahit, tapi merasakan secangkir kopi dengan manis penuh nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar