Chalinop's Poem -"Every single poem on this blog is there for a reason"

Selasa, 05 Juli 2011

"Aku Melihatnya"

aku melihatnya. mengendarai kereta kuda silver metalik.
berjalan menuju ke arahku . ah, dia tepat waktu menjemputku.
dan suara kuda lain mengejutkan aku. arrgggh, silver yang berbeda, ternyata…

aku melihatnya. dibanyak toko sepanjang sektor 7.
tersenyum dan melambaikan tangan kearahku.
aku membalasnya.
tiba-tiba semua orang menyumbang tertawa kecil dan berbisik: “Mungkin wanita itu sudah gila”

aku melihatnya. matanya tajam menatapku lekat.
dia tampak ingin segera melumat bibirku.
wajar, rindu ini tlah berjalan panjang.
lalu, udara datang memecah.
Pecah….Habis….
hanya ada angin yang sedang jalan-jalan sore

aku melihatnya. di ruang kamarku. dia membangunkan mimpiku.
mencubit-cubit kaki kananku. bibirnya mendekat di hidungku.
“Bangun dunk, sayang. katanya mau aku antar”
alarm berbunyi. penuh goyangan melodi realita.
ah, dimana dia? please, jangan bilang itu mimpi.

aku melihatnya. di meja makan bundar
menyantap lahap hidangan laut dan sambal dabu-dabu.
dia meminta tambah nasi dan kerupuk.
praanngg, piring di tanganku melompat ke lantai.
aku melongo. kursi masih kosong.
dan tak ada apapun di meja bundar itu.

aku melihatnya. duduk di bangku teras rumahku.
menarik tanganku dan memohon duduk berdempetan di sebelahnya.
tuk berbicara panjang tentang malam yang tak pernah panjang.
klik, lampu neon meredup. langit mengkelam. bulan menunduk.
aku mengantuk tapi tak bisa terpejam. bertanya,’ Apakah matanya masih menerang atau sudah terlelap?”
sekali lagi, langit teras rumahku tak lagi menyimpan candu.
candu yang bukanlah candu biasa.

Tuhan bagaimana ini?
Di pagi, dia membangkitkan pagiku.
Di siang, dia gulingkan roda siangku.
Di malam, dia nina-bobokan malamku
Tuhan bisa bantu aku mengganti sketsa wajahnya dengan wajah yang lain?
Tuhan, dia ada dimana-mana dan di setiap detak. Tangkap dia, Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar