Kita berjumpa
Saling diam
Saling menatap
Tapi…
Hati dan benak berisik sekali,
Rasa tak bisa dikalahkan
Setiap ditahan, semakin meronta,
Akhirnya…
Achh..aku sulit mengungkapkan cerita semalam….
kalian, bayangkan saja…..
By; Me
**************************************
Semalam dalam Cerita
Segala sesuatu, katamu, harus ada alasannya.
aku tidak percaya. tak semua harus punya alasan
atau masuk akal. Kau berkeras bicara dalam diammu
aku berkeras mendebatmu dalam bisuku.
Kita bertahan di pojok masingmasing. ada sesuatu
yang tak terucapkan dalam cerita itu. saling bersambungan
seumpama gelombang cahaya yang berpaut, tanpa pernah
saling memahami. mungkin kita harus belajar untuk
bicara dan membiarkan diam beristirahat?
By: Ge
************************************
Bukankah rasa adalah semacam sesuatu yang
sering tak terlacak oleh indra? Kukira kita,
telah memasang ornamen pemahaman, di
antara tanda titik yang sering menggayuti
udara, sementara punggung kau dan aku,
semakin debur oleh waktu, yang semakin
mengabu. Masih perlukah kalimah, untuk
bahasa sunyi yang semakin riuh, ini?
By: Meliana Indie
******************************
Cinta tak pernah kenal “dejavu” atau sejenisnya,
bila memang Tuhan telah memberi ruang utkku merenggut segala keindahanmu
maka tak ada yg bisa melarangnya,
termasuk diamku dan bisumu.
Dan Semalam tak ada cerita,
ketika bisuku dan diammu dihanyutkan keegoan saja yg kental tak berwarna.
Berapa lama kesunyian itu berlangsung
dan kapan kebekuan itu mencair?
Aku tak pnya jawaban.
By; Bahagya Arbi
**********************************
malam sdh berakhir, tapi kebisuanmu menyiksaku dlm sunyi ini dan perangkap ke egoan masing - masing….:)
By; Ranti Tirta
**********************************
kau tahu aku tak bisa tidur semalam
kau juga tahu diantara dengkuranmu
aku mengendapendap meracuni malam kita
semalam aku bertanya pada bulan sekarat
sampai kapan kau sanggup disisiku
tanyaku tak berjawab malah kau datang mendekap
semalam tak mudah lewat
kita hanya bercawat memandang gelap
setelah berkhalwat
oh dunia!
By; Erick Gafar
********************************
menghadapi malam-malam bersamamu
selalu
berlalu
dengan kelu
tanpa tanya yang kelak dalam pikiran menjadi benalu
dan mulai dari mars nampak di langit barat
ujung-ujung lidah kita bertemu
menjawab tanya yang tak sempat terajukan
tak perlu tanya rasanya
degup debar kita yang harus kita urusi pertama
dan kala venus tampak, tanya mulai tersembul
bersamamu akan berakhir
pertanyaan tentang kita dan ruang antara mulai tumbuh,
atau kita biarkan saja menjadi benalu?
toh saat bertemu seperti malam ini,
lidah kita hanya bersentuhan, untuk debar, bukan untuk kata …
By: Dimas Nur
******************************
kabarnya
semalam bulan hilang
belum sempat kutanyakan
kenapa tak menyapaku
dan kau hanya tersenyum
jemarimu menggenggam
bibirmu
menyentuh tipis telingaku
desahnya membisik
ini bulanmu. dalam genggamku
By; Deasy Maria
********************************
cerita semalam - edisi sakit gigi tanpa edit
Semalam engkau terbangun ketika bulan memucat di puncak malam. Sakit gigi, ketikmu. Sebuah ikon berupa titik titik mengarungi partikel jaringan dan terhenti di layar ponselku.
Apakah itu sebait lagu dangdut atau sebait puisi, tentang luka akibat lubang di gigi yang nyatanya lebih rajam daripada sebuah lubang di jantung, tersebab patah hati. Aku ingin mengirimmu bukan cinta malam ini, tapi semata pil peredam ngilu, tulisku.
Tapi adakah obat yang lebih mujarab untuk luka selain sepotong hati yang digunting dengan mantra dan kecup dari kekasih?
Untuk sakit gigimu, kusenandungkan lagu penghantar tidur. Agar lupa ia akan janji peri gigi, tentang negeri yang manis dan penuh janji.
Sementara hatiku, kutukar ia dengan bait terakhir lagu Meggy Z..
By: Meliana Indie
*******************************
semalam aku diam seribu kata,
tak ada yang keluar dari mulutku,
bibirku kelu,
karena hatiku pilu,
bagai ditusuk benalu
, aku hanya ingin sesaat berlalu dari sisimu
walaupun nantinya ingin selalu bersamamu.
By; Rahmi Hafizah
********************************
Cerita Semalam-Percintaan
semalam hujan membasahi tanah
kita menarik selimut lebih dalam
percintaan ini baru saja dimulai
dua bulan kecil tersembul dari dadamu
mereka tidak susut dimakan erangan dan teriakan
tubuhmu berkeringat membara terengahengah
setiap malam bukan percintaan yang terakhir
benih berlimpah kutitipkan tak pernah kau biarkan hidup
mereka larut dalam air kamar mandi
kita hanya bercawat memandangi hujan yang makin deras
serak suaramu kehabisan katakata
percintaan telah usai
namun dunia semakin kosong
oh dunia!
By: Erick Gaffar
***********************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar