Aku terkenang tanpa tersisa
Masih tertanam prilaku di masa remaja
Masa-masa kekonyolan penuh banyolan
Aku terhentak melihat waktu…
Ya, waktu yang berlari kencang, aku tidak mengejarnya, tapi dia terus memburuku.
Aku tak muda lagi
Aku masih penuh kekonyolan
Aku kan tetap berbanyol ria
Apa aku salah dengan itu…
Telah beberapa kali reuni aku hadiri, dan aku masih mencari kelakuan-kelakuan sahabat-sahabatku di masa lalu. Sayangnya, aku tidak menemukan itu lagi. Kekesalan timbul di hati ku. Mereka tampak serius. Di kala aku melontarkan kalimat-kalimat penuh kelucuan, mereka hanya tertawa datar. Aku pikir, mereka tak seharus begitu, hidup ini sudah berat, tertawa terbahak-bahak lah selebar mungkin untuk meringankan perjalanan kehidupan ini. Aku cari semua jawaban mengenai hal ini dan kini aku mengerti. Meskipun aku terus belajar tentang metamorphosis hidup ini.
Aku melihat, sebagian dari mereka telah menjadi Raja pengusaha
Aku melihat, aura bahagia mereka yang telah miliki sebuah keluarga
Aku melihat, kesakitan masa lalu mereka telah di lalui oleh pertobatan
Aku melihat, kepahitan yang dialami telah menjadi sebuah anugerah
Aku melihat, mereka membuang yang sia-sia dan menuju yang terpenting
Sebenarnya mereka tidak sedatar seperti tampaknya. Memang mereka hanya mendengarkan aku sebentar. Mereka hanya berkata: “ Berbicara lah dengan Sang Penguasa. Ajukan lah permintaan-permintaan mu dan tetaplah berjalan menuju mimpi-mimpimu tanpa melewati arah menuju SinggasaNya.”
Terlalu religious kah? Tapi memang itu alasan manusia harus mengejar waktu dan memanfaatkan setiap detiknya waktu yang diberikan dengan bermanfaat dan bersyukur.
Sahabat tak pernah menjadi musuh
Kalau pun musuh, kau lah seharusnya membuka jendela hati
Sahabat kan tetap menyimpan album kenangan itu
Dan kenangan hanyalah kenangan. Tak mungkin di ulang kembali
Masa depan tlah menyosong di hadapan tuk di raih
Dan pasti dia akan hadir, krana dia tlah bernegoisasi dengan sgala usaha kita
Banyak sahabat, banyak jua melihat kisah-kisahnya, dan ini tidak sekedar dongeng
Dari setiap sahabat, kan terpetik proses yang di tabur hingga ia menuai nya
Sahabat selalu kan membekas di hati kita, seperti kekasih-kekasih kita waktu dulu
Mereka kan tetap mendengar dan juga butuh pendengar, mencintai juga di cintai, tanpa sadar mereka aku telah menghisap ilmu-ilmu dari metamorphosis ini. Terima kasih Sahabat-sahabatku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar